Syech Waliyuddin Pabencongan, Lippo Karawaci
|Syech Waliyuddin Pabencongan, Lippo Karawaci
Perjalanan kami
kiyudi, Arief Siregar, Dede dan Mang Haji Kosasih ……
Gerbang depan dari arah Kawaraci…..
Gerbang dalam ….
Orbs menyala dengan indah ……………..
Doa ……………..
Suasana yang indah ………..
penuh art …………
Syeikh Waliyuddin, Pabencongan, Karawaci
sebagai ajang napak tilas peran Syeikh Waliyuddin dalam menyebarkan Islam di tanah Tangerang.
Syeikh Waliyuddin merupakan salah seorang Ulama generasi pertama yang sukses menyebarkan Islam di Kota Tangerang, ini dapat kita amati dari kiprah beliau yang konsisten berdakwah di daerah yang mana dahulunya merupakan pemukiman non muslim. Kecermatan Syeikh Waliyuddin dalam menyukseskan misi Islamisasi tatar Tangerang dapat kita rasakan sampai sekarang yaitu dengan tidak adanya gesekan antara ajaran Islam yang toleran dengan adat istiadat yang melekat pada masyarakat setempat dengan mengedepankan akhlak mulia, dan ini merupakan implementasi dari nilai-nilai Islam itu sendiri.
Terlebih semenjak dahulu Karawaci merupakan salah satu pusat permukiman masyarakat Tionghoa di Kota Tangerang. Bahkan sampai sekarang pada waktu-waktu tertentu komunitas Tionghoa Karawaci sering mengadakan acara-acara ritual kepercayaan Mereka serta festival di sekitar Makam Syeikh Waliyuddin, dan ini menandakan bahwa apa yang dilakukan oleh Syeikh Waliyuddin dahulu tidak menjadi suatu ancaman bagi seluruh non muslim.
Video
Kramat Pabencongan Tangerang Banten
Kramat Pabencongan atau kramat bencongan terletak di desa Bencongan, kecamatan Kelapadua Kabupaten Tangerang Banten. Menurut nara sumber yang saya temui disana yaitu Bapak Haji Syaif yg juga tokoh satu-satunya yg masih faham sejarah makam(Beliau sudah berumur lebih dari 100tahun), bahwa kramat Bencongan sudah berumur sangat lama, beliau mengungkapkan saat dirinya masih anak2 pun makam itu sudah ada dan yang menemukan makam itu adalah Alm Ayah nya sekitar tahun 1875.
awal di temukannya situs makam bersejarah ini tanpa sengaja, saat itu area disekitar makam masih sangat lebat dengan pepohonan hutan dan ada salah satu pohon beringin besar yang melindungi/menutupi cungkup makam. Keadaan makam sangat bersih saat itu tanpa ada sedikitpun ranting atau sisa dedaunan yg jatuh. Konon menurut Pak Syaif, didekat area makam siapapun yang melintasinya akan jatuh, kadang ditemukan bangkai burung atau binatang hutan disekitar dekat area makam akibat melintasi makam kramat itu. Dengan adanya hal seperti ini, maka saat itu ayah pak Syaif ber inisiatif mengundang tokoh ulama spiritual Banten untuk mencari solusi. Maka di adakan acara ritual di lokasi makam dan diputuskan untuk menghilangkan pengaruh gaib yang memproteksi makam tersebut dengan menyiramkan air yg berasal dari hulu sungai Cisadane di gunung Salak Bogor serta menambah cungkup makam dengan batu yang berasal dari hulu sungai Cisadane pula.
Hasilnya makam kramat itu tidak lagi membahayakan mahluk hidup disekitarnya dan saat itu pula sekitar awal tahun 1900 orang mulai mengetahui adanya situs makam kramat yang unik. Kenapa dikatakan unik?, karena di sini kita dapat melihat satu makam yg di tumbuhi dengan akar beringin yang cukup banyak serta menembus kedalam makam. Tentang siapa yang di makamkan disini pun orang tidak ada yang tahu, jika mendengar penuturan dari Bapak Haji Syaif yang mengatakan bahwa umur dari makam ini kemungkinan sudah ratusan tahun, jauh sebelum Agama Islam masuk ke tanah Jawa.
Penamaan makam Kramat Bencongan adalah usul dari Bupati Tangerang R. Achyad Penna tahun 1950, karena lokasinya saat itu berada didesa Karawaci berupa perkebunan karet dimana terkenal dengan tuan tanahnya yang sangat dermawan seorang turunan Cina bernama Pa Beng cong An. Jadi penamaan makam itu menuruti nama desa yang bernama desa Beng Cong An.
Sedangkan inisial atau penamaan makam menggunakan “Syech Waliyudin” adalah usulan para ulama Tangerang dan Banten sekitar tahun 1972.
Hingga saat ini belum seorang ahli sejarah pun yang mengetahui berapa umur dari situs makam purba kramat Bencongan dan dari masa kerajaan apa makam ini terbentuk.
Semua masih misteri yang belum terpecahkan.
sumber:
http://budaya-indonesia.org/Kramat-Pabencongan-Tangerang-Banten/